Gado-gado dan Soto Betawi Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Bukti Sahih Enaknya Kuliner Kita!
Siapa sih yang nggak kenal Gado-gado? Kenikmatannya memang sudah diakui oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Pun demikian dengan Soto Betawi. Kuliner lokal khas warga Betawi ini memang agak susah ditemukan di luar Jakarta, namun untuk urusan rasa nggak perlu lagi kamu tanya.
Nah, dengan rasa yang khas dan kelezatan yang sudah diakui oleh masyarakat Indonesia, rasanya kita tak perlu ragu deh bahwa Gado-gado dan Soto Betawi layak jadi warisan budaya kita.
Tahun ini, yang masuk daftar seleksi mencapai 474 karya budaya. Dipilihnya kedua kuliner ini jadi bukti sahih enaknya dua kuliner ini
Penghargaan ini diadakan untuk melindungi warisan budaya Indonesia, yang masuk nominasinya jelas nggak main-main ya. Tahun 2016 ini, ada lebih dari 400 karya budaya yang masuk nominasinya
Nah, dari sekian banyak saingan yang jumlahnya mencapai 474 karya budaya tersebut, Soto dan Gado-gado Betawi serta Bakpia dari Jogja termasuk yang mendapat penghargaan dari bidang kemahiran kerajinan tradisional. Artinya, kamu nggak perlu lagi meragukan kenikmatan kuliner khas Betawi.
Kamu tak perlu meragukan kualitas penilaiannya. Kriteria kelolosannya saja sudah nggak main-main loh
Bagi kamu yang meragukan kualitas penilaiannya, kamu wajib tahu bahwa kriteria kelolosan dan kriteria penilaiannya saja sudah nggak mudah. Asal kamu tahu, tim ahli warisan budaya dari Kementrian Kebudayaan Indonesia menetapkan 15 pedoman ini sebagai syarat mutlak agar bisa lolos seleksi
1. Merupakan identitas budaya dari satu atau lebih Komunitas Budaya.
2. Memiliki nilai-nilai budaya yang dapat meningkatkan kesadaran akan jati diri dan persatuan bangsa.
3. Memiliki kekhasan/keunikan/langka dari suatu suku bangsa yang memperkuat jati diri bangsa Indonesia dan merupakan bagian dari komunitas.
4. Merupakan living tradition dan memory collective yang berkaitan dengan pelestarian alam, lingkungan, dan berguna bagi manusia dan kehidupan.
5. Warisan Budaya Tak Benda yang memberikan dampak sosial ekonomi, dan budaya (multiplier effect).
6. Mendesak untuk dilestarikan (unsur/karya budaya dan pelaku) karena peristwa alam. Bencana alam, krisis sosial, krisis politik. dan krisis ekonomi.
7. Menjadi sarana untuk pembangunan yang berkelanjutan dan menjadi penjamin untuk sustainable development.
8. Keberadaannya terancam punah.
9. WBTB diprioritaskan di wilayah perbatasan dengan negara lain.
10. Rentan terhadap klaim WBTB oleh negara lain.
11. Sudah diwariskan dari lebih dari satu generasi.
12. Dimiliki seluas komunitas tertentu.
13. Tidak bertentangan dengan HAM dan konvensi-konvensi yang ada di dunia dan juga peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia.
14. Mendukung keberagaman budaya dan lingkungan alam.
15. Berkaitan dengan konteks.
Proses seleksinya pun sangat ketat. Mulai dari seleksi administrasi sampai penentuan warisan apa saja yang lolos itu nggak mudah. Ada 8 tahapan ketat yang selalu diawasi oleh 15 tim ahli budaya Indonesia. Jadi kamu nggak perlu ragu soal kualitas penilaiannya, ya.
Faktor budaya juga jadi salah satu alasan kenapa keduanya berhasil juara. Gado-gado dan Soto Betawi punya sejarah panjang bersama masyarakat kita
Nah, salah satu alasan kenapa soto dan gado-gado Betawi ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda Indonesia adalah karena faktor budaya. Berbeda dengan banyak kuliner lainnya, kuliner khas Betawi memiliki sejarah panjang jika berbicara dari segi budaya.
Maklum, sejak zaman dulu, orang-orang Betawi hidup bercampur dengan etnis-etnis lain. Ada Portugis, Cina, Jawa, hingga Sunda yang bercampur dalam lingkungan masyarakat Betawi. Hasilnya, kulinernya pun juga memiliki ciri khas yang tak dimiliki oleh kuliner lain. Perpaduan sempurna beberapa budaya tersebut menghasilkan ciri khas Gado-gado dan Soto Betawi yang nggak dimiliki oleh kuliner lainnya.
sumber:http://www.hipwee.com
0 komentar:
Posting Komentar